Keluarga besar Himpunan Santri dan Alumni PP Nurul Cholil (HISAN), sangat kehilangan atas meninggalnya tokoh kebanggaan yang telah mengharumkan NU di kancah Internasional, saat Pelaksanaan Napak Tilas HISAN di Maqbaroh Syaichona Kholil sempat mengheningkan cipta dan membacakan fatihah kepada beliau yang di pimpin oleh KH Fathur Rozi Zubair.
PROFIL
KH Ahmad Hasyim Muzadi (lahir di Tuban, Jawa Timur, 8 Agustus1944 – meninggal
di Malang, 16 Maret 2017 pada
umur 72 tahun) adalah seorang tokoh Islam Indonesia dan mantan ketua umum Nahdlatul Ulama yang menjabat sebagai
anggota Dewan
Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015. Ia juga
pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur, sebelumnya dia sempat mengenyam
pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (1956-1962).
KH Hasyim Muzadi menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di
Tuban pada tahun 1950, melanjutkan pendidikan di Pondok Modern Gontor Ponorogo,
ia lalu menuntaskan pendidikan tingginya di Institut Agama
Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada tahun 1969.
|
KH Fathurrozi Memimpin Tahlil di Maqbaroh Syaichona Cholil |
Kiprah organisasinya mulai dikenal ketika pada tahun 1992 ia
terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang terbukti
mampu menjadi batu loncatan bagi KH Hasyim Muzadi untuk menjadi Ketua PBNU pada tahun
1999. Tercatat, suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat
I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika itu masih bernaung di
bawah Partai
Persatuan Pembangunan.
KH Hasyim Muzadi telah disebut-sebut sebagai pendamping Megawati
Soekarnoputri dalam pemilihan presiden Indonesia seawal
November 2003. Ia resmi maju bersama Megawati pada 6 Mei 2004. Dalam pemilihan
umum Presiden Indonesia 2004, Megawati dan KH Hasyim Muzadi meraih 26.2% suara
di putaran pertama, tetapi kalah dari pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla di putaran kedua.
K.H. Hasyim Muzadi meninggal pada 16 Maret 2017 di Malang, Jawa Timur pada pukul 06.15 WIB.
1.
Membangun NU Pasca Gus Dur, Grasindo,
Jakarta, 1999.
2.
NU di Tengah Agenda Persoalan Bangsa, Logo, Jakarta, 1999.
3.
Menyembuhkan Luka NU, Jakarta, Logos, 2002.
ADS HERE !!!